Thursday, September 27, 2012

Thursday Night Out

Kemarin adalah malam yang cukup melelahkan buat saya dan kawan-kawan..
Dimulai dengan persiapan dari kost yang cukup lama (karena teman kost saya yang ingin diajarkan pakai soft lens, namun pada akhirnya tidak jadi di pakai), hingga perjalanan ke tempat berkumpul yang terhambat karena salah satu teman yang ngambek pengen ditungguin, akhirnya kita sampai di tempat berkumpul yaitu di resto fast food Hoka-Hoka Bento mall Central Park sekitar jam 8 malam.
Ada sedikit cerita sementara kami menunggu ketiga teman kami yang datangnya paling terakhir (yang salah satunya ga mau ditinggalin itu).. Jadi kami langsung keingetan dengan catchphrase-nya Chef Marinka dari Master Chef, yaitu "Come on guys, chop chop !", dan dari sini kami mulai memperagakan aksi-aksi para Master Chef. Dan yang paling tenar itu yang gaya berdiri nya Chef Juna. Dimana doi selalu berdiri dengan kaki dibuka lebaaaaaar dan kedua tangan disilangkan di depan dada. Kami tertawa-tawa sambil memperagakan cara berdiri Chef Juna, dan sedikit berkompetisi mengenai siapa yang bisa buka kaki-nya paling lebar.. Hehehe.. Sorry, no offence here~


Yaah, karena kami-kami yang terus mengganggu si empunya acara kali ini untuk traktiran ulang tahunnya, akhirnya yang bersangkutan memutuskan untuk memenuhi janjinya malam kemarin.. Kenapa Hoka-Hoka Bento ? Karena harga yang relatif terjangkau dan karena tempat ini adalah fast food resto.. Pasalnya, jam 9 kita sudah booking tempat untuk Karaoke di Diva Karaoke yang terletak di kawasan perbelanjaan yang sama. Oke, tempat duduk sudah diisi, dan kali ini waktunya kita pesan makanan. Saya langsung aja memutuskan kalau pesanan kita disamakan saja, ambil paket ABCD. Ada yang pilih beef, ada yang chicken, tergantung selera masing-masing. Minuman pun kita samakan yaitu Teh Sosro kotak. Untuk 11 orang, makan malam kemarin menghabiskan kurang lebih 350ribu Rupiah. Waah, cukup murah yah.. Oke, begitu makanan datang di meja, langsung aja kita menghajar makanan yang anda. Dan dalam hitungan menit, makanan diatas meja langsung habis. Tidak ada yang begitu spesial dari makanan di Hoka-Hoka Bento. Maksudnya, dari dulu rasanya sama kan seperti begitu ? Hehehe..

Melihat waktu di jam sudah menunjukkan pukul 9 malam kurang beberapa menit, saya langsung mengumumkan ke teman-teman yang lain untuk bergegas pergi ke Diva Karaoke. Disini ada 3 orang teman yang tidak ikut ke acara karaoke, karena alasan masing-masing tentunya.. Disini, padahal sudha disuruh bergegas, tapi malah pada sibuk dadah-dadahan.. Padahal, besoknya juga pasti bertemu kembali.. Hehehe.. Saya cuma geleng-geleng kepala saja, dan akhirnya saya dengan satu rekan yang lain duluan pergi ke tempat pemberhentian selanjutnya. Sekitar 5 menit kemudian, kita sudah sampai di depan Diva Karaoke.. Oh iya, sebelumnya ada satu kejadian lucu waktu saya booking tempat di Diva ini.. Jadi waktu saya bilang mau pesan untuk hari Kamis, si Mba-mba yang angkat telepon langsung bilang, "Dari LivingSocial ya mba ?" Hmm, kayanya banyak aja nih yang pakai voucher dari LivingSocial.. Karena saya salah satu diantaranya, ya saya iya-kan..

Oke, sesampainya di Diva, kami langsung menyerahkan voucher LivingSocial kami, sebelum kami di antar ke ruangan nomor 18.. Sampai sini semua baik-baik saja, kami duduk nyaman, beberapa teman sudah mulai browsing lagi, sementara saya dan beberapa teman pergi merawanin kamar mandi Diva dulu.. Begitu kembali ke ruangan, teman saya protes, katanya kenapa suara musiknya ga keluar. Tanpa ba bi bu, langsung aja saya panggil waiter-nya yang datang beberapa detik kemudian. Kami langsung komplain, dan petugas Diva bilang ini akan coba di restart dulu. Tapi ternyata setelah di restart, masalah masih terjadi, dan begitu seterusnya hingga sistem di restart sekitar 4 atau 5 kali yang memakan waktu hampir setengah jam. Kami komplain kepada petugasnya. Ini bagaimana kalau seperti ini ? Masalahnya waktu di display terus berjalan. Jadi saat sistem di restart, waktu tidak di reset ke nol, namun terus melanjutkan dari sesi sebelumnya. Petugasnya disini menjelaskan kalau mengenai waktu, nanti akan ada penambahan dari pihak Diva, mengingat bahwa ini adalah kesalahan dari pihak Diva sendiri. Oke lah, kami cukup lega mendengarnya..

Tapi ternyata, setelahnya pun masih ada masalah lain. Salah satu microphone yang tersedia baterai-nya ternyata habis. Waduh, waduh. Koq begini sih ? Ya sudah lah, kami minta petugas Diva untuk menukar microphone yang ada. Setelahnya, kami pun melanjutkan kegiatan kami dan bersenang-senang. Tapi tidak lama, ternyata giliran microphone yang satu lagi yang habis baterai-nya. Hmm, agak menjengkelkan, tapi ya sudahlah. Yang penting kami bisa bersenang-senang. Lagipula, dari pihak Diva pun dengan sigap menukar microphone dengan yang baru. Disini kami mulai bernyanyi-nyanyi.. Mulai dari teman saya yang ngebet pengen nyanyi 'Hamil duluan', lalu saya yang tiba-tiba jadi RerePan karena terus menyanyikan lagu PeterPan (yang sekarang jadi Noah), juga pasangan yang menyanyikan lagu Inka Christie jadul yang tidak diketahui oleh ke-6 penghuni lainnya, sampai saya dan Mail yang tiba-tiba terinspirasi menyanyikan lagu Inka Christie yang kami ketahui (saya lupa judulnya, pokoknya liriknya tuh "Andai dipisah laut dan pantai bla bla bla"), hingga kami yang jadi girl-boyband saat menyanyikan lagu Heavy Rotation versi JKT48 (sambil saya sesekali menyelipkan bait-bait versi AKB48-nya.. Hehe..) dan Love You No More-nya Dragon Boys.. Yang parah, pas lagi nyanyi lagu Gangnam Style, saya salah denger temen saya bilang Vocal (jadi suara penyanyi aslinya keluar gitu), malah saya dengernya Next, jadi saya stop di tengah jalan dan langsung melaju ke lagu selanjutnya. Hehehe..

Sebetulnya ada sesuatu yang mengganjal di hati saya. Di voucher LivingSocial diinfo-kan bahwa promo ini termasuk free 2 gelas Ice Tea dan snack dari Diva. Tapi ternyata, sampai akhir-pun, complimentary yang dijanjikan tidak kunjung datang. Yang ada, salah satu teman yang mungkin tidak tau dengan complimentary drinks and snack ini malah memesan minuman dan snack sendiri secara terpisah, tanpa menanyakan masalah free Ice Tea dan snack yang dijanjikan. Saya sih berharap dari Diva bisa langsung memberikan apa yang dijanjikan tanpa diminta terlebih dahulu. Pasalnya, saya juga sebetulnya merasa tidak enak karena sudah berkali-kali memanggil petugas karena berbagai macam hal seperti masalah suara di awal, dan microphone yang baterai-nya habis. Apa mungkin mereka sengaja menunggu kita yang minta yah ? Maksudnya supaya mereka tidak terlalu rugi. Kalau kita tidak minta sama Diva kan, mungkin mereka bisa beralasan kalau mereka lupa atau kalau mereka hanya bisa mengantarkan jika diminta oleh konsumen. Hmm, saya juga tidak tau..

Oke, lanjut. Disini muncul masalah baru yang bikin kekesalan saya memuncak. Saat waktu di display menunjukkan waktu penggunaan ruangan selama 1 jam 53 menit, petugas Diva datang dan memberitahukan kami kalau waktu penggunaan ruangan sudah habis. Ha ? Yang benar saja. Bukannya tadi dijanjikan akan ada penambahan waktu penggunaan ruangan karena kesalahan pihak Diva ? Dan kalaupun tidak ada kesalahan diawal, bukankah seharusnya petugas datang saat waktu penggunaan ruangan memang sudah habis ? Atau kalaupun memang mau datang sebelum waktu penggunaan ruangan habis, harusnya kan dia bilang, "Waktu penggunaan ruangan tinggal sekian menit." Jadi sebagai notifikasi kepada kita, begitu. Bukan langsung bilang kalau waktu kita 'SUDAH' habis. Saat teman saya protes kalau tadi dijanjikan penambahan waktu karena ada kesalahan dari Diva, petugas ini malah meminta kartu member kami. Saya sudah siap-siap saja mengeluarkan kartu member Diva saya, tapi kemudian petugas itu malah bilang, "Oh, ini yang pake voucher LivingSocial yah ?" Dan saat kami meng-iyakan, dia malah langsung pergi sambil bilang, "Sebentar nanti saya kembali lagi." Tapi beberapa menit berlalu petugas itu tidak kunjung kembali. Dan lagi, malah saat penggunaan ruangan menunjukkan waktu 1 jam 59 menit, sistem Karaoke dihentikan secara otomatis oleh pihak Diva. Begitu saja.

Kesal, dan malas juga, akhirnya kita keluar. Teman saya yang diawal beli minuman langsung saja ke front desk untuk melakukan pembayaran. Disini saya sudah malas komplain. Karena percuma juga. Sementara saya adu argumen dengan petugas Dia mengenai masalah penambahan waktu penggunaan ruangan, bukan tidak mungkin kalau semua ruangan malah sudah terisi penuh saat kami selesai berargumen. Soalnya saya lirik-lirik, kayanya banyak yang antri juga nih. Selain itu, kalaupun setelahnya kami diberikan kesempatan kembali untuk masuk ke ruangan, apa nyaman untuk ber-karaoke dalam waktu kurang dari setengah jam ? Yang ada kami malah akan jadi terburu-buru. Belum lagi tentunya waktu menunggu sistem menyala pun dihitung, yang cukup membuang waktu karena biasanya sistem baru muncul sekitar 5 menit kemudian.

Saya kecewa saja, dengan pelayanan Diva Karaoke cabang mall Central Park kali ini. Maksudnya, memang bukan sekali dua kali terjadi masalah pelayanan setiap kali kita ber-karaoke. Tapi jika biasanya saya maklum dan berfikir bahwa human error atau sistem error memang terkadang tidak bisa dihindari, kali ini saya merasa kesal saja. Kami jelas-jelas dirugikan disini. Saya sampai bertanya-tanya, apakah memang begini kualitas pelayanan Diva Karaoke cabang mall Central Park ? Atau ini hanya terjadi karena kami menggunakan voucher diskon ? Karena kami menggunakan voucher diskon, sehingga pelayanan yang diberikan pun tidak maksimal, begitu ? Maka janji-janji yang dibuat pun dirasa tidak perlu ditepati, begitu ? Atau mungkin karena hari sudah malam, sehingga pihak Diva mungkin sudah merasa lelah dan capek melayani konsumen, begitu ? Yaah, siapa yang tau yah. Yang jelas, harusnya hal-hal diatas tidak dijadikan alasan sebagai pengurangan kualitas layanan yang diberikan. Saya tidak ada komplain dengan sikap dari petugas Diva, karena memang saya perhatikan mereka murah senyum dan ramah. Hanya saja, Diva saya nilai tidak cukup kompeten dengan mengabaikan kepuasan konsumen dan mengabaikan janji yang sudah dibuat. Kesalahan atau kelalaian kecil mungkin bisa dimaklumi, tapi jika sampai tidak menepati janji begini- Jika begini, saya jadinya agak ragu untuk kembali ke Diva Karaoke cabang mall Central Park. Voucher atau non-voucher.

Oke.. Masalah keluh-mengeluh selesai disini. Sekarang melanjutkan kisah hari kemarin yang belum berakhir sampai disitu. Saat kita mau pulang, 2 teman diantara kita berjalan ke arah yang berbeda. Dan karena jarak tempuh mereka cukup jauh, maka mereka berdua mencoba mencari bajaj. Satu dari dua cowok yang ada mengantarkan mereka berdua jalan agak jauh, sementara kami sisanya menunggu di pertigaan dekat pom bensin tempat biasanya tukang ojek mangkal. Tapi sementara kami menunggu, tiba-tiba kami merasa ada yang tidak beres disini. Jadi ada bapak-bapak menggunakan motor, dia berhenti di belakang salah satu teman di samping kanan saya. Awalnya saya fikir tukang ojek, jadi saya abaikan. Tapi, setiap kali teman saya itu maju, bapak-bapak itu ikut memajukan motornya. Ditambah lagi, ada dua bapak-bapak lainnya mendekati dari arah belakang kami. Panik, salah satu teman saya segera saja menarik teman saya yang lain dan tergesa-gesa berjalan ke arah 3 teman kami tadi pergi. Dia bilang, "Kita jalan aja yuk." Dan kami pun mengikuti. Akhirnya, kami batal ambil jalan lebih pendek dan akhirnya memutar ke belakang yang jaraknya lebih jauh. 2 teman kami pun tidak kunjung mendapatkan bajaj, mungkin memang sudah tidak ada lagi. Akhirnya mereka ikut ke tempat kami, dengan salah satu dari dua cowok menawarkan untuk mengantarkan mereka berdua pulang saja menggunakan motornya. Akhirnya, dengan kaki yang sudah lelah, kami berjalan pulang. Yah, lebih baik capek daripada membahayakan diri seperti tadi.. Setelah itu, kami berpisah jalan dan pergi ke tempat masing-masing. Dan saya beserta kedua teman saya jalan ke arah kost-an kami yang letaknya berbeda, tapi kebetulan satu arah..

Sebelumnya saya sedikit jelaskan saja, ibu kost di tempat saya ini sakit. Hmm, gimana yah, bisa dibilang dia stress sehingga pikirannya kacau. Jadi dengan segala tingkah lakunya yang aneh, wajar kalau kami sebagai anak kost jadi malas untuk bertemu muka dengannya saat dia lagi 'kumat'.
Nah, jadi begini, saat saya sampai di depan kost sekitar pukul setengah 12 malam, saya lihat lampu ruang tamu masih menyala. Waduh, sial ! Alamat ketemu sama si ibu kost nih ! Mana udah capek lagi pengen langsung tidur. Teman-teman saya cuma bisa kasih dukungan sama saya sambil ngelengos pergi. Saya tarik nafas panjang, sebelum buka kunci pintu depan. Lihat ke pojokan dimana biasanya si ibu kost berada, saya lega karena dia ga ada. Tapi ternyata, pas balik kanan, wedew ! Doi lagi main sama daun pisang ga jelas tuh duduk disini. Senyam-senyum geje, saya nunduk sama dia, kunci pintu, dan ngacir ke arah tangga. Eh, pas baru naik satu atau dua anak tangga, si ibu manggil, "Mba, mba ! Kesini sebentar mba. Sini saya liat sebentar."
Waduh ! Gimana nih ? Apa saya bilang saya kebelet pipis aja yah ? Ah, udahlah, saya hadepin aja. Kalau emang si ibu ini mau ngamuk, saya amuk balik aja, kebetulan hati masih kesal karena kejadian di Diva tadi.
Agak ragu sih, tapi saya samperin juga tuh ibu kost. Pas udah deket, si ibu terus bilang, "Oh, ini mba-nya yang baru yah ?" Ya, saya baru masuk kost disini mulai awal bulan September lalu. Saya ngangguk, terus si ibu-nya nanya lagi, "Temen-nya yang kemarin, udah pindah yah ?" Temen yang dimaksud disini adalah temen saya yang dulu menghuni kamar yang saya huni saat ini. Sekarang temen saya ini sudah pulang ke kota kampung halaman, jadi sudah tidak merantau di Jakarta lagi. "Iya." Saya bilang datar. Terus si ibu kost ngangguk-ngangguk dan bilang, "Oh, yaudah. Makasih ya mba." Sambil nerusin mainin daun pisang.
Fiuh ! Ternyata saya terbebas dari jebakan Batman malam ini. Thank God ! Bukannya apa-apa sih. Habisnya udah malem, saya males juga kali harus ngedengerin ocehan ga jelas ibu kost malem-malem gini. Berisik !
Pas nyampe diatas, saya langsung ngetok pintu kamar tetangga saya. Ternyata dia masih tidur. Begitu masuk, temen saya ini langsung nanya aja, "Re, tadi kamu kena jebakan Batman ga ?" Menyilangkan kedua tangan di depan muka tanda negatif, saya terus cerita aja apa yang terjadi di bawah. Terus, temen saya ini cerita gini, "Iya, Re, soalnya dari tadi pas aku pulang sekitar jam 9-an, si ibu nyetel lagu Jawa yang horor-horor gitu keras-keras (Ini memang kebiasan ibu kost, nyetel lagu keras-keras. Entah itu pagi hari yang cerah, siang hari yang terik, sore hari yang teduh, atau tengah malam buta). Baru sekitar jam 11-an lagunya berhenti. Aku kan jadi takut. Jadi tadi aku setel aja lagu dari laptop aku keras-keras buat nutupin suara musik Jawa-nya. Mana sekarang malem Jum'at lagi." Eh, ternyata baru aja diomongi, suara musik Jawa yang bikin bulu kuduk merinding berbunyi lagi. Saya cuma bisa tepok jidat. Dasar. Akhirnya saya bilang kalau saya mau cuci kaki, cuci muka, sama cuci mulut (sikat gigi) dulu sekalian pipis. Habis itu, baru kita ceritakan apa yang terjadi secara rinci. Beberapa menit kemudian, langsung kami saling tatap-tatapan serius sambil mencoba menyaingi bunyi musik menyeramkan dari bawah. Tapi di tengah-tengah perbincangan kami, terdengan suara si ibu kost ngomong ga jelas dari bawah, kaya lagi marah gitu. Akhirnya saya pinta teman saya untuk mematikan musik dari laptop-nya dan hening. Saya coba menangkap apa yang dibicarakan si ibu, tapi nihil. Ibu kost ngomongnya ga jelas dan kebanyakan pakai bahasa Jawa. Setelah bunyi di bawa mereda, saya dan teman saya langsung melanjutkan perbincangan hingga akhirnya kami mengantuk darn tertidur. Saya biasa memang tidur di kamar teman saya ini. Soalnya di kamar saya belum ada kipas angin ! Bisa-bisa saya mandi keringat kalau tidur di kamar saya sendiri.. Hehehe.. Yah, sebentar lagi juga mungkin saya akan hengkang dari Jakarta.. Jadi sabar aja sampai waktu itu datang.. :D

Aaaah~ Capek ah.. Nanti di lanjut lagi di sesi curhat-an gaje saya selanjutnya..
Sebelum semuanya berakhir, saya mau ngucapin "HAPPY BIRTHDAY MBA ERMA ! Makasih traktiran-nya kemarin~"
Alright, guys ! See you in the next post~

3 comments:

  1. kok kaka kamu mau kemana emangnya..? mau hengkang dari Jakarta..?

    ReplyDelete