Thursday, December 27, 2012

An Adventure From The End of The City

Ohayou gozaimasu~
Sudah cukup lama sejak saya terakhir posting disini.. Well, let's just say that real life could be tough sometimes.. Hehehe~

Anyhow, kali ini saya mau bercerita tentang pengalaman saya pada hari Minggu lalu..
So, let's get to it~



Berawal dengan cerita beberapa waktu lampau tentang konflik di organisasi yang saya ikuti pada waktu SMK dulu, membawa rasa penasaran saya untuk kembali ke almamater saya pada satu acara pendidikan tahunan dari organisasi tersebut.. Setelah kompromi sana-sini, akhirnya saya dan teman-teman seangkatan setuju untuk berkumpul pada hari Minggu 23 Desember lalu untuk berkumpul sebelum berangkat ke lokasi pendidikan yang terletak di kawasan Sukawana, Lembang.. Ya, acara pendidikan ini meliputi kegiatan camping di kawasan pegunungan kawan-kawan..

Pada hari yang dijanjikan, akhirnya saya dan teman-teman akhirnya berkumpul di areal SMK kami.. Tapi dasar kebiasaan buruk, waktu pertemuan yang ditentukan pada pukul 10 pagi pada akhirnya ngaret total hingga sampai adzan Dzuhur berkumandang pun, belum semua personil terkumpul.. Well, memang tidak semua personil akan datang sih, hanya personil yang memastikan dirinya akan datang saja.. Dengan satu dan berbagai alasan, akhirnya para "grup telat" pun bermunculan.. Hehehe..

Berhubung pada hari Senin-nya saya harus masuk kerja (ya, saya masuk kerja pada harpitnas), maka saya bilang kalau saya tidak bisa ikut menginap di lokasi Camping dan harus pulang pada sore harinya.. Beberapa kawan lain yang punya agenda sama, atau agenda berbeda namun tujuan yang sama, pun menyetujui hal tersebut.. Dan tidak lama, akhirnya kami semua berangkat ke lokasi pendidikan.. Empat personil menggunakan motor, sementara empat lainnya menggunakan kendaraan umum alias angkot (termasuk saya).. Di dalam angkot, tiba-tiba salah satu rekan saya, yang notabene adalah Aibou alias partner saya, ditelepon oleh temannya dari kampus, menyatakan bahwa ada tugas yang harus diselesaikan pada hari itu juga.. Terlebih dengan tanggung jawab rekan saya sebagai Asdos, maka mau tidak mau dia harus membatalkan rencananya untuk ikut ke lokasi Camping.. Yah, apa boleh dikata ? Akhirnya kita berpisah jalan dengannya..

Setelah mengikuti instruksi teman kami yang batal ikut tersebut, akhirnya kami pun duduk di angkot kuning tujuan Lembang.. Namun betapa kagetnya kami saat mengetahui bahwa angkot yang kami naiki berhenti di lokasi yang masih cukup jauh dengan lokasi tujuan kami ! Bingung harus bagaimana, akhirnya kami memutuskan untuk memperhatikan apakah ada angkot lain yang lewat ke daerah tersebut ke arah tujuan kami, atau mungkin menumpang ke kendaraan yang lewat, sambil meniti jalan di bawah guyuran gerimis.. Belum lama melangkah, akhirnya angkot impian pun melintas.. Melambaikan tangan dengan gemulainya, dua rekan saya lainnya (yang notabene adalah laki-laki) berhasil menghentikan angkot tersebut dan kami bertiga pun segera menaikinya.. Namun malang, ternyata ini angkot perlu 'ngetem' terlebih dahulu di depan semacam pasar.. Karena khawatir menunggu lama, dan karena tau jarak kaki gunung yang dituju sudah dekat, kami pun turun dari angkot dan melanjutkan perjalanan dengan, well, berjalan..

Melewati sebuah minimarket, saya mengajak kedua rekan saya untuk membeli suplai makanan terlebih dahulu sebelum beranjak.. Sambil saya yang mengeluh minta naik gunung menggunakan ojek saja alih-alih dengan kaki sesuai ajakan mereka.. Hey, saat ini musim hujan, tentu jalanan becek dan hal tersebut akan mengganggu outfit saya.. Hehehe.. Dasar malang (atau mungkin keberuntungan), belum selesai berbelanja, gerimis yang melanda berubah menjadi hujan yang cukup deras.. Berfikir bahwa meneruskan perjalanan hanya akan memperburuk keadaan, kami pun memutuskan untuk 'nongkrong' di depan minimarket sambil bercanda gurau..

Obrolan kami pun kemudian mengarah pada insensitifitas rekan kami yang lain.. Pasalnya, mereka yang menggunakan motor bukannya inisiatif turun menjemput kami setelah sampai di lokasi, malah terus menerus mengirimkan pesan dan menanyakan sudah sampai mana perjalanan kami.. Yang benar saja ? Hujan-hujan begini kita harus melanjutkan perjalanan dengan kaki ? Itu cari penyakit namanya.. Kemudian Komcil alias Komandan Cilik (karena ukurannya yang mini) kami bertanya pada Wadan I-nya, "Man, kalau kamu yang pake motor, begitu nyampe atas nurunin boncengan, mau ngapain ?" Kemudian Wadan I kami menjawab dengan polosnya, "Ya langsung turun lagi lah buat ngejemput yang naek angkot !" Polos, karena meskipun Wadan I kita ini punya wajah yang relatif ganteng, dia masih masuk kategori oon.. Hehehe~ Just kidding, Man~ Dan Komcil kami pun cuma bisa angguk-angguk menyetujui pernyataan Wadan I kami sambil berkata,  "Harusnya begitu. Kan biar solider." Sementara saya, yang notabene adalah Danput alias Komandan Putri, cuma bisa geleng-geleng sambil berkomentar, "Yang dibonceng itu pacar mereka. Mana mau mereka ninggalin pacarnya disana ?" Dan seakan tersadar, kedua rekan saya pun manggut-manggut..

Ngomong-ngomong, saya baru sadar kalau 3 orang yang berkendara menggunakan angkot adalah petinggi organisasi kami di jamannya.. Hahaha~

Hari sudah semakin sore sementara kami menunggu hujan yang tidak kunjung reda.. Sampai akhirnya saya memutuskan untuk pulang saja.. Tidak mungkin juga saya naik gunung dengan keadaan begini.. Dan kebetulan juga hujan sudah mereda.. Disaat begitu, salah satu rekan kami yang sudah diatas gunung kemudian mengirimkan pesan kepada kami, yang kemudian dibalas dengan keterangan bahwa saya memutuskan untuk pulang.. Dan setelahnya, mereka kemudian menelepon kami, menyatakan bahwa mereka akan turun dan menjemput kami, well, lebih tepatnya saya, karena mereka pikir saya ngambek.. Tapi melihat keadaan dimana mereka memutuskan untuk mengabaikan dua rekan saya yang lain, saya pun menepis tawaran itu, dan menyatakan bahwa lebih baik mereka menjemput kedua rekan saya yang lain saja.. Bagaimanapun, saya tetap pulang.. Kemudian mereka pun bernegosiasi bahwa ketiga motor akan turun dan menjemput kami, namun apa boleh dikata ? Saya tetap ingin pulang.. Namun menghargai keinginan mereka, saya putuskan menunggu mereka datang sebelum saya pulang..

Sambil menunggu, kedua rekan saya mencoba membuat saya untuk ikut naik sebentar, sekedar bertegur sapa dengan yang lain.. Namun kemudian saya berargumen, bahwa turun dari gunung menggunakan motor memerlukan waktu sekitar setengah jam, dan kembali lagi keatas adalah setengah jam, kemudian ditambah lagi setengah jam untuk turun kembali mengantarkan saya, maka akan memakan waktu 1,5 jam.. Melihat jam yang sudah menunjukkan sekitar pukul 3 sore, maka akan sangat sore saat saya akhirnya sampai di rumah tercinta.. Belum lagi kemungkinan bahwa setelah sampai diatas, belum tentu di pengendara motor akan langsung membiarkan saya pulang setelah 10 atau 15 menit.. Pastinya mereka akan mengundur-undur keinginan saya untuk pulang.. Selain itu, jika dipikir-pikir, dengan cuaca yang kurang mendukung ini, bukan mustahil saat sampai di lokasi Camping hujan akan kembali turun deras, menghalangi keinginan saya untuk turun gunung.. Menangkap rasionalitas dalam argumen saya, akhirnya kedua rekan saya meng-iya-kan keputusan saya dan membiarkan saya mengambil keputusan yang terbaik saja..

Sementara kami menyepakati argumen saya, kabar dari rekan-rekan kami yang katanya mau menjemput kami malah membuat semangat semakin drop.. Mereka menolak datang ke tempat kami di depan minimarket dan meminta kami untuk mendatangi mereka di kaki gunung.. Cuma bisa mengangkat bahu, saya pun menyampaikan salam maaf saya pada kedua rekan saya tersebut dan meminta mereka menjelaskan apa yang telah kami jelaskan barusan kepada yang lainnya.. Tidak bisa kalau saya harus menemui mereka ke kaki gunung.. Lokasinya agak sedikit terlalu jauh dari lokasi tempat angkot yang ingin saya naiki 'ngetem'..

Mengikuti instruksi dari rekan saya, alih-alih meniti jalan balik seperti saat pergi, kali ini saya menaiki angkot berwarna ungu dengan tujuan Cimahi-Parongpong.. Meskipun agak ragu pada awalnya, namun pada saat keadaan sekitar nampan sedikit familiar, saya mulai merasa tenang.. Ternyata ini angkot yang melewati daerah Cihanjuang.. Waaah, ndeso banget yah saya ? Yang begitu saja tidak tau.. Maklum, saya biasa main ke arah Bandung.. Itu pun tidak semua tempat di Bandung saya hafal.. Hehehe..

Ada sedikit incident saat saya berada di angkot.. Saya ingin buang air kecil.. Dan disaat hasrat tersebut sudah tak tertahankan, saya pun memutuskan untuk turun di depan lokasi pom bensin dan menggunakan fasilitas umum disana.. Fiuhh.. Leganya.. Beruntung di daerah tersebut tidak sesepi daerah sebelumnya, dan saya pun bisa langsung menaiki angkot yang sama tanpa harus menunggu lama.. Sekitar setengah jam kemudian, saya pun tiba di rumah tercinta..

Di rumah, Momski alias Mama saya yang hari sebelumnya baru saja mengidap flu berat, meminta saya untuk mengantarnya ke daerah Pajajaran untuk memperbaiki handset BB barunya yang bermasalah.. Percaya tidak percaya, Momski beli BB bukan karena ingin mengejar trend atau semacamnya, melainkan karena saat itu sedang ada promo beli BB dapat Power Bank, dan Momski rasa keypad dari BB-nya nyaman digunakan.. Hehehe..

Well, karena Popski alias Papa saya bilang untuk mengikuti keinginan si Momski, akhirnya saya menurut dan mengantar Momski ke Mega Cell di bilangan Pajajaran.. Sesampainya disana, kata orang TAM-nya itu tidak bisa diperbaiki disitu, karena garansi-nya berbeda.. Setelah diarahkan ke lokasi Service Center yang benar, akhirnya kita keluar dari tempat tersebut, setelah saya membelikan Momski casing BB silikon yang dia mau.. Berhubung perut lapar, dan lokasi IP alias Istana Plaza hanya beberapa ratus meter dari tempat kami berdiri, kami pun memutuskan untuk melanjutkan perjalanan ke sana.. Tapi dasar sial, karena traffic jam dan banjir, mobil yang kami tumpangi hanya maju sedikit-sedikit.. Sampai setengah jam kemudian, akhirnya kami sampai di lokasi yang notabene hanya berjarak beberapa ratus meter saja dari posisi awal.. Itu pun kami masih harus berjalan sendiri sedikit.. Setelah sampai, karena perut yang keroncongan, saya langsung membawa Momski ke lokasi Food Court di lantai paling atas.. Karena lagi kepengen sama saosnya Doner Kebab, kami pun beli makanan disana.. Tapi sepertinya makanan Doner Kebab tidak cocok dengan lidah Momski, karena pada akhirnya, Momski cuma makan french fries dan sayuran dari hotplate-nya, sementara ayamnya, saya yang sikat~ Hehehe~

Setelahnya, kami mampir sedikit di toko Heartwarmer karena dompet saya sudah rusak dan saya juga perlu ikat rambut baru.. Kenapa Heartwarmer ? Karena biasanya pilihannya lebih beragam dan harganya relatif lebih murah dibanding pesaingnya.. Setelah menemukan apa yang saya cari, kami pun turun untuk beranjak pulang.. Namun dasar mata suka jelalatan, saya menemukan Gramedia book sale di lantai Ground.. Segera saya mengajak Momski kesana.. Berhubung Momski sedang senang membaca, maka dia juga browsing buku-buku humor yang bisa menemaninya saat Momski berjualan.. Sebetulnya saya mencari buku-buku yang relatif baru, namun sepertinya Book Sale ini diperuntukkan untuk buku-buku lama.. Beruntung saya menemukan buku Eldest, buku kedua dari seri Inheritance dari Christopher Paolini, dan langsung saja saya beli untuk melengkapi koleksi.. Saya punya Eragon dan Brisingr, dan saat Brisingr selesai saya baca, maka saya berniat untuk membeli Inheritance.. Membeli buku Eldest untuk melengkapi koleksi, kenapa tidak ? Toh diskon.. Hehehe~

Dan akhirnya, kami pun pulaaaaaaang~

Tapi ada satu kejadian kurang mengenakan disini.. Flu-nya Momski balik lagi.. Ditambah dengan rematik di tangannya.. Berhubung Grannie alias Nenek sedang berlibur ke rumah anak-nya yang lain di kawasan Ujung Berung, maka tidak ada yang bisa mengawasi Momski di rumah.. Apalagi Popski sedang sibuk dengan tugasnya sebagak Pak RT.. Akhirnya dengan berat hati (tidak juga sejujurnya), saya batal kembali ke Jakarta hari itu, dan memutuskan untuk izin bekerja..

Kabar buruknya, saat saya kembali ke Jakarta esok sore-nya, saya yang terkena serangan flu.. Paginya sih hanya batuk berdahak.. Dan herannya, setelah minum obat batuk, dalam perjalanan di dalam travel saya malah sulit tidur.. Dan sialnya lagi saya beser.. Hingga saat travel yang saya tumpangi berhenti di rest area, buru-buru saya berlari ke arah toilet.. Begitu pun saat saya sampai di tujuan, buru-buru saya lari ke kost-an dan langsung ke arah toilet.. Yah, alhasil, sesampainya di kost-an, setelah sikat gigi dan sholat Isya, saya pun meringkuk diatas kasur setelah 'mencuri' satu tablet obat flu dari teh Nathe, saya pun mencoba terlelap.. Besok paginya, saya merasa baikan, tapi siangnya, badan saya sudah tidak karuan rasanya.. Dan malamnya, demam saya parah.. Siklus ini berulang sampai hari ini.. Entah apa yang akan terjadi nanti sore.. Mudah-mudahan tidak ada.. Huft..

Alright, everyone~ No snapshots today, sorry for that~
But anyway, see you in the next post~

No comments:

Post a Comment